Kamis, 02 Januari 2014

Tugas Softkill B.Indonesia : Cerpen (Persahabatan)





AKU, dan SAHABATKU
 

Persahabatan yang dimulai sejak SMP, tepatnya saat kelas 2. Syafi’i dan Tiara. Syafi’i adalah seorang cowok yang kalem, cuek, dan pendiam. Berbanding terbalik dengan sifat Tiara yang ceria, supel, dan bawel.
Persahabatan mereka dimulai dengan pertengkaran kecil yang terjadi saat masuk kelas. “Hei, ngapain loe duduk ditempat gue ?” sapa Tiara. Kemudian Syafi’i hanya terdiam melihat sikap Tiara yang kurang baik dengannya. “Kenapa loe diam aja ?! loe tuli ya ?? pindah sana, ini tempat gue”. Tanpa berkata Syafi’i langsung pindah ke bangku yang ada dibelakangnya. Tiara langsung duduk dan bergumam dalam hati “dasar cowok aneh, pagi-pagi udah bikin orang kesel !!”.
Pagi itu adalah pagi yang sangat menyebalkan untuk Tiara. Tapi rasa kesal Tiara hilang seketika ketika melihat seorang cowok manis yang masuk ke dalam kelas dengan gaya yang cool. Dia adalah Amri, cowok termanis disekolah dan disukai oleh cewek-cewek satu sekolah sekaligus mantan kekasih Tiara. Waktu awal jadian dengannya, Tiara sama sekali tidak membayangkan bisa pacaran dengan cowok cool itu, namun hubungan mereka kandas ditengah jalan karna Tiara merasa tidak cocok dengan Amri. Amri pun menjadi memori yang mengesankan dalam ingatan Tiara.
“kriiiiiiiinngg !!!!” bel pun berbunyi, semua murid langsung duduk ditempatnya masing-masing dan guru pun masuk kelas untuk memulai pelajaran. Tiba-tiba terdengar sebuah suara dari arah belakang tempat duduk Tiara “ssssssssstt”, Tiara pun menoleh ke belakang dan ternyata suara itu berasal dari cowok yang tadi pagi membuatnya bad mood. “kenapa loe ?” dengan nada yang kesal tapi pelan karna saat itu guru sedang menjelaskan materi. Syafi’i pun mulai berbicara “maaf ya, soal yang tadi pagi”, Tiara pun menjawab dengan singkat “ya”. Lalu Tiara membalikkan posisinya seperti semula dan tersenyum.
Akhirnya ini cowok mau ngomong juga, gumam Tiara. Karna selama satu tahun mereka sekelas, Syafi’i terkenal sebagai cowok yang pendiam dikelas, dan itu adalah pertama kalinya Tiara berbicara dengan Syafi’i walau pembicaraan mereka sangat singkat.
Sejak saat itu mereka mulai saling berbicara, dan kemudian akrab. Malah semakin hari, mereka terlihat semakin akrab dan itu membuat teman-teman dikelas mereka bingung. “Tiara, ko’ loe bisa akrab sama Syafi’i ?” tanya Lia salah satu teman kelas. “gue juga gak tau, kenapa tiba-tiba bisa akrab gtu sama dia, padahal awalnya gue sebel banget sama di, eeh tiba-tiba malah jadi akrab” jawab Tiara. Dengan nada bercanda Lia berkata “awas loe ra, nanti lama-lama jadi suka” hehehe... Tiara membalas “apaan si loe”.
Tiara sama sekali tidak berpikir tentang yang Lia bicarakan padanya, karna memang perasaan Tiara terhadap Syafi’i hanya sebatas teman dekat, namun untuk ke depannya pun Tiara tidak tahu apakah nanti perasaannya berubah menjadi cinta atau tetap menganggap Syafi’i sebagai teman dekatnya.
Semenjak dekat dengan Syafi’i, hampir setiap hari mereka selalu mengobrol serta diselingi canda tawa yang menghiasi wajah mereka. Ada saja topik yang Tiara dan Syafi’i bicarakan dan mereka berdua tidak pernah bosan satu sama lain. Suatu ketika “Ra, Tiaraaaaaaa, sini deh bentar” sapa Lia. “kenapa Li ??” sahut Tiara sambil mendekati Lia. Kemudian Lia berkata “tau gak ra ? kan Syafi’i suka sama loe”. Kemudian Tiara terdiam dengan wajah yang penuh rasa tidak percaya. “iiihh ra, loe ko’ diem aja sih ? kaget ya dengernya ? loe tuh harus percaya ra sama gue, Syafi’i emang beneran suka sama loe”. Lia terus saja berbicara, sementara Tiara hanya berkata “ooohh”. Lia pun kesal dengan reaksi Tiara dan akhirnya Lia pergi meninggalkan Tiara.
Tiara masih terdiam dan memikirkan perkataan Lia. “apa mungkin dia suka sama gue ?. aaaaaa…. Kayaknya ga mungkin deh” , kata Tiara dalam hatinya. Lalu Tiara menghampiri Syafi’i dan berkata “hei,, bengong aja nih, lagi mikirin apa sih loe ?”. Syafi’i tersenyum dan berkata “gpp ko’, hahaha”. Tiara hanya membalas dengan senyuman dan dia langsung pergi.
Semenjak saat itu, Tiara selalu memperhatikan Syafi’i. Setelah beberapa lama Tiara memperhatikan Syafi’i, ternyata memang benar Syafi’i suka dengan dirinya. Itu terlihat dari cara Syafi’i memperlakukan Tiara beda dengan dia memperlakukan teman-teman cewek yang lain di kelas. Contohnya : Tiara memang terkenal sebagai cewek yang jail, nah ketika itu Tiara mencoret-coret bukunya Syafi’i. Kemudian saat Syafi’i tau kalau ternyata bukunya dicoret-coret oleh Tiara, Syafi’i hanya berkata “dasar iseng (sambil tersenyum)”. Namun, jika bukunya dicoret-coret oleh teman yang lain, Syafi’i agak terlihat kesal wajahnya. Masih banyak perlakuan Syafi’i yang menunjukan bahwa dirinya menyukai Tiara.
Saat itu Tiara yakin bahwa Syafi’i menyukainya, namun perasaan Tiara dengan Syafi’i biasa-biasa aja. Disatu sisi, Tiara merasa senang bahwa dirinya ada yang suka, tapi disisi lain Tiara tidak bisa membalas perasaan Syafi’i. Tiara tidak pernah bertanya langsung kepada Syafi’i, tentang perasaan Syafi’i terhadapnya. Tiara hanya menyimpannya dengan rapi dihatinya.
Tak terasa waktu cepat sekali berlalu dan akhirnya tibalah saatnya bagi murid-murid kelas 3 SMP untuk melakukan acara perpisahan. Saat itu Tiara sedih karna harus berpisah dengan teman-teman yang selama tiga tahun selalu bersama-sama. Kesedihan Tiara makin terlihat, manakala dia harus berpisah dengan sahabatnya yang ia kenal 2 tahun lalu yaitu Syafi’i. Di acara tersebut Tiara dan Syafi’i terlihat tidak saling berbicara, mereka berdua sama-sama terdiam dan keduanya memperlihatkan raut kesedihan yang tampak terlihat jelas diwajah mereka, karna keduanya menyadari bahwa mereka akan berpisah. Tanpa pamit dengan Syafi’i, Tiara langsung pergi meninggalkan acara tersebut. Menurut Tiara, acara perpisahan itu adalah acara yang kurang mengesankan, karna Syafi’i tidak menyapa atau mengucapkan apa-apa kepadanya.
Semenjak acara perpisahan itu, Tiara dan Syafi’i tidak pernah bertemu selama dua tahun. Mereka berdua tidak pernah mengetahui kabar atau keadaan satu sama lain. Tiara kadang memikirkan bagaimana keadaan Syafi’i yang selama dua tahun ini tidak ada kabarnya, namun Tiara tidak tahu apakah Syafi’i juga memikirkan keadaan dirinya, yang jelas Tiara ingin mengetahui keadaan Syafi’i. Dan akhirnya sore itu Tiara memberanikan diri untuk menelepon Syafi’i dan menanyakan bagaimana kabarnya saat ini, tapi ketika Tiara menelepon ternyata yang mengangkat telepon itu adalah ayahnya Syafi’i dan memberitahu Tiara bahwa sore itu Syafi’i sedang keluar rumah. “ hempt, kenapa mesti yang angkat ayahnya sih !” gumam Tiara karna kecewa.
Nomor telepon Syafi’i itu didapat Tiara dari kakak sepupunya Syafi’i, makanya Tiara bisa menghubungi Syafi’i kembali. Setelah menelepon Syafi’i dan ternyata Syafi’i nya tidak ada di rumah, Tiara mencoba sms Syafi’i, dan berharap smsnya dibalas. Malam hari pun tiba dan terdengar suara hp Tiara berbunyi, kemudian Tiara ambil hpnya dan melihat ternyata itu sms balasan dari Syafi’i. Tiara senang karna sahabatnya yang tidak pernah ia temui itu akhirnya membalas smsnya. Mulai sejak itu mereka berdua berkomunikasi kembali dan setelah beberapa lama smsan, Tiara memberanikan diri untuk mengajak Syafi’i ketemu. “eh,, bisa ketemu gak hari ini ?” isi sms Tiara dan Syafi’i membalas sms Tiara “boleh, ketemu dimana ra ?” Tiara pun membalas lagi “kita ke Harapan Indah aja, nanti loe jemput gue ya, masih inget kan rumah gue ? loe jemput gue jam 7 malam, okee !!” dibalas dengan cepat oleh Syafi’i “oke deh ra”
Jam pun menunjukkan pukul 7 malam, Tiara sudah rapi dan menunggu Syafi’i jemput ke rumahnya untuk pergi ke Harapan Indah yang terletak tidak jauh dari rumah Tiara. Setelah menunggu cukup lama, akhrinya Syafi’i datang ke rumah Tiara, Tiara tersenyum dan Syafi’i pun membalas senyuman Tiara kemudian mereka berdua pergi. Disana mereka berdua mengobrol dan terlihat mereka berdua canggung satu sama lain, karna itu adalah kali pertama mereka bertemu setelah dua tahun tidak bertemu. Walau canggung keduanya tetap terlihat asyik mengobrol dan sepertinya waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam itu saatnya Syafi’i mengantar Tiara pulang.
“Makasi ya, udah nganter gue pulang, loe hati-hati ya dijalan, sms ya kalau udah sampai di rumah.” Kata Tiara. Syafi’i hanya berkata “iya ra (sambil tersenyum)”. Malam itu adalah malam yang membuat hati Tiara senang, karna Tiara bisa bertemu sekaligus mengobrol dengan Syafi’i sahabatnya. Sejak saat itu persahabatan mereka semakin erat dan erat…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar